PEMANTIK DI TEPI PANTAI
Dua orang asing bertemu dalam
sewaktu waktu, lantas apa yang membuat mereka kemudian tampak saling akrab?
Kopi dan pemantik, ada banyak cerita yang bisa dimulai dari secangkir kopi dan
pemantik namun sebagian mengatakan itu hanya berlaku untuk kaum pria.
Benarkah?! Ada lagi, bola. Bola bisa menyatukan seluruh lapisan masyarakat dari
pria hingga wanita, kaya sampai miskin dan anak-anak hingga dewasa. Dari semua
ini yang mana yang membuat anda bertemu dan mulai berbincang dengan orang
asing? Atau mungkin anda memiliki hal lainnya?? Ceritakanlah.. dan ini
adalah kisah pertemuan dari sebuah pemantik.
***
Pernah
terbayang memiliki sahabat yang kalian kenal dari kecil hingga dewasa? Yang
kalian kenal dari kalian masih sering berbagi ingus, bermain kelereng atau
rebutan karakter power ranger? Yang dalam seminggu kalian akan menjadwalkan
setidaknya dua hari khusus untuk teman kalian itu? Saya punya. Saya kenal dua
orang ini dari saya masih menganggap matahari itu sahabat dan kotor itu adalah
indah. Alit dan Philip, mereka berdua adalah kakak beradik yang beda usia 3
tahun dan kami sudah saling mengenal, sejak kapan saya tidak tahu pasti yang
jelas saat saya sudah dapat mengingat dengan baik saya sudah berteman akrab
dengan mereka. Awalnya persahabatan kami
ini dimulai karna rumah kami yang saling bersebrangan disebuah komplek
perumahan yang asri. Sejak saat itu setiap hari kami selalu bermain bersama, baik
pagi, siang, sore bahkan sampai malam dan masing-masing orang tua kami harus
menjemput kami bertiga untuk segera pulang.
Namun
saat saya dan Philip kelas 2 SMP, Alit dan Philip harus pindah rumah karna
sesuatu hal tapi karna saya dan Philip bersekolah di sekolah yang sama
komunikasi masih tetap berjalan dengan baik dan kami masih sering membuat janji
untuk bertemu suatu waktu.
Saya
Almira, sekarang saya masih tercatat di salah satu perguruan tinggi negri
jurusan sastra Indonesia begitu juga dengan Philip yang masuk di perguruan
tinggi negri yang sama hanya Philip memilih untuk masuk di jurusan arsitektur
dengan alasan agar ia dapat membuat rumah untuk calon istrinya nanti. Rumah
yang sederhana tapi ramah lingkungan, nyaman, minimalis, dan penuh cinta, ya
begitulah impian sederhana seorang Philip. Saya dan Philip saat ini sama-sama
sedang menjalani magang di perusahaan masing-masing sementara Alit, kakak tiri
Philip telah menjadi karyawan disebuah perusahaan yang bergerak dibidang
advertising. Biasanya kami selalu menghabiskan waktu untuk makan mie ayam
bersama di sebuah
warung mie ayam langganan kami atau sekedar nonton bola bareng di café favorit
kami. Dalam seminggu dan tidak peduli sesibuk apapun kondisinya kami tetap
harus saling bertemu, minimal kami menyediakan 2 hari untuk saling bertemu
entah itu untuk makan mie ayam, nonton bola, atau sekedar duduk-duduk di café bersama
sembari berbagi cerita sambil menikmati secangkir kopi favorit kami
masing-masing.