Minggu, 20 Juli 2014

Senja di Kotaku

       Di suatu sore seorang wanita berambut hitam pekat dengan jaket tebal melapisi badannya, datang ke sudut kota. Ia mulai duduk di kursi yang menghadap langit sebelah barat. Wanita berambut hitam pekat itu mulai duduk tenang di rumahnya, menanti senja muncul dihadapannya. Wanita berambut hitam pekat itu selalu datang ke sudut kota setiap hari untuk menunggu senja dan baru akan pulang dari rumahnya saat malam menjelang. Sambil menunggu senja tangannya yang mungil melipat-lipat kertas yang ia dapat dari dalam tasnnya. Wanita berambut hitam pekat itu membuat burung dari kertas-kertas sambil terus menatap langit.
       Di sudut kota ini, pada bangku yang mengarah ke langit barat wanita berambut hitam pekat itu merasa sangat nyaman. Ia merasa dirinya begitu dicintai, untuk itu ia selalu kembali setiap sore untuk menunggu senja di rumahnya. Rumah yang bisa membuatnya nyaman, rumah yang membuat ia merasa dicintai, dilindungi, dan berharga serta rumah yang selalu bisa ia datangi.
       Suatu hari seorang laki-laki berusia sekitar 40an menggunakan baju putih datang menghampirinya. Laki-laki yang berpenampilan sangat rapi dan bersih itu duduk di sebelahnya sambil mencoba melihat apa yang dilihat wanita berambut hitam pekat itu. Lama ia duduk di sana, melihat langit yang sama namun tak menemukan apa yang dilihat wanita berambut hitam pekat itu.

Senin, 08 April 2013


PEMANTIK DI TEPI PANTAI

              Dua orang asing bertemu dalam sewaktu waktu, lantas apa yang membuat mereka kemudian tampak saling akrab? Kopi dan pemantik, ada banyak cerita yang bisa dimulai dari secangkir kopi dan pemantik namun sebagian mengatakan itu hanya berlaku untuk kaum pria. Benarkah?! Ada lagi, bola. Bola bisa menyatukan seluruh lapisan masyarakat dari pria hingga wanita, kaya sampai miskin dan anak-anak hingga dewasa. Dari semua ini yang mana yang membuat anda bertemu dan mulai berbincang dengan orang asing? Atau mungkin anda memiliki hal lainnya?? Ceritakanlah.. dan ini adalah kisah pertemuan dari sebuah pemantik.

***

              Pernah terbayang memiliki sahabat yang kalian kenal dari kecil hingga dewasa? Yang kalian kenal dari kalian masih sering berbagi ingus, bermain kelereng atau rebutan karakter power ranger? Yang dalam seminggu kalian akan menjadwalkan setidaknya dua hari khusus untuk teman kalian itu? Saya punya. Saya kenal dua orang ini dari saya masih menganggap matahari itu sahabat dan kotor itu adalah indah. Alit dan Philip, mereka berdua adalah kakak beradik yang beda usia 3 tahun dan kami sudah saling mengenal, sejak kapan saya tidak tahu pasti yang jelas saat saya sudah dapat mengingat dengan baik saya sudah berteman akrab dengan mereka.  Awalnya persahabatan kami ini dimulai karna rumah kami yang saling bersebrangan disebuah komplek perumahan yang asri. Sejak saat itu setiap hari kami selalu bermain bersama, baik pagi, siang, sore bahkan sampai malam dan masing-masing orang tua kami harus menjemput kami bertiga untuk segera pulang.
              Namun saat saya dan Philip kelas 2 SMP, Alit dan Philip harus pindah rumah karna sesuatu hal tapi karna saya dan Philip bersekolah di sekolah yang sama komunikasi masih tetap berjalan dengan baik dan kami masih sering membuat janji untuk bertemu suatu waktu.
              Saya Almira, sekarang saya masih tercatat di salah satu perguruan tinggi negri jurusan sastra Indonesia begitu juga dengan Philip yang masuk di perguruan tinggi negri yang sama hanya Philip memilih untuk masuk di jurusan arsitektur dengan alasan agar ia dapat membuat rumah untuk calon istrinya nanti. Rumah yang sederhana tapi ramah lingkungan, nyaman, minimalis, dan penuh cinta, ya begitulah impian sederhana seorang Philip. Saya dan Philip saat ini sama-sama sedang menjalani magang di perusahaan masing-masing sementara Alit, kakak tiri Philip telah menjadi karyawan disebuah perusahaan yang bergerak dibidang advertising. Biasanya kami selalu menghabiskan waktu untuk makan mie ayam bersama di sebuah warung mie ayam langganan kami atau sekedar nonton bola bareng di café favorit kami. Dalam seminggu dan tidak peduli sesibuk apapun kondisinya kami tetap harus saling bertemu, minimal kami menyediakan 2 hari untuk saling bertemu entah itu untuk makan mie ayam, nonton bola, atau sekedar duduk-duduk di café bersama sembari berbagi cerita sambil menikmati secangkir kopi favorit kami masing-masing.

Selasa, 02 April 2013


SKETSA MERAH

                   Untuk apa kau tetap mencintai seseorang yang kau tahu pasti tak akan pernah membalas cintamu? Atau kau tahu pasti bahwa kalian tak dapat bersama?
◊     ◊     ◊
                  
            Sejak kepindahan rumahku ketika aku baru saja masuk SMP aku telah mengenalnya. Erga, untukku dia adalah sosok sahabat yang tak mungkin pernah tergantikan oleh apapun, berapapun nilai mata uang, atau berapa banyak kemewahan yang dapat kalian suguhkan untukku. Aku mengaguminya dari segala sisi dalam hidupnya, baiknya adalah keberhargaan untukku sedang buruknya adalah kebaikan untukku.
                   Dua hari yang lalu aku mengunjunginya di sebuah panti jompo, dia masih seperti dahulu, tak banyak bicara, selalu menggambar, dan mata itu masih sama seperti dulu saat menatapku, menenangkan.
                   Aku baru tahu bahwa ia mencintaiku ketika kami menginjak kelas dua SMA. Saat itu aku sedang menunggu kepulangannya dari rumah sakit dikamarnya. Duduk diam aku diatas tempat tidurnya hingga mataku tertarik pada tumpukan buku sketsa berwarna merah. Aku tau Erga senang sekali menggambar, namun yang aku tau dia hanya mempunyai satu buku sketsa berwarna hijau yang slalu ia bawa kemana-mana, dan slalu ia ganti bila kertasnya sudah habis.
                   Kubuka lembar pertama buku itu, “ Ketika siutnya angin tak dapat ku rasakan…” tulisan pertama yang ada dilembar pertama dalam buku itu. Lembar kedua, aku melihat sketsa yang sudah sangat rapi, seorang anak SMP berambut pendek yang baru saja pulang dari sekolahnya dengan membawa pot  tanamannya yang terlihat tidak baik-baik saja. Anak kecil itu duduk di dalam kamarnya dengan wajah sedih. Hingga pada lembar-lembar berikutnya, buku itu penuh dengan gambar anak SMP yang sama lalu tak lama ku ambil buku kedua, pada lembar pertamanya bertuliskan “ Episode 2 “ masih penuh dengan gambar anak SMP tersebut hingga buku kelima kubuka. Lembar pertamanya bertuliskan “ Tempat baru untuk bermimpi “. Aku mulai mengerutkan dahiku saat melihat seorang anak SMA sedang berolahraga yang digambarnya, wajahnya masih sama, dan sepertinya aku mengenal orang ini.

Rabu, 13 Maret 2013

Musim Baru di Indonesia

Tadi di jalan gue udah ngebayangin begitu sampe rumah gue langsung mau tiduran di depan kipas. Tapi begitu gue sampe di rumah apalah daya ternyata PLN memutuskan harapan gue. Gue di-PHP-in sama institusi itu. berasaskan kekesalan itulah akhirnya gue mutusin buat nulis postingan ini. so, let's cekidot bekicot..

Di Indonesia itu ada banyak musim, gak percaya?! Slain punya musim kemarau sama musim penghujan, kita juga punya musim rambutan, musim durian, musim kawin, musim melahirkan, sampe musim listrik padam. Sebenarnya masih banyak musim-musim lagi di tiap daerah kita masing-masing. Kali ini gue mau ngebahas MUSIM PEMDAMAN LISTRIK yang udah berlangsung sejak dua minggu yang lalu. Gue agak kesel aja sama P*N sekaligus penasaran, kenapa ya mereka hobi banget madamin listrik kita? Terus solar yang konon dipake buat jadi pembangkit listrik atau jadi sumber utama itu dikemanaiin kalo pas lagi musim pemadaman kayak gini? Sebenarnya kalo padam listriknya sesekali aja sih gue gak ada masalah, tapi kalo udah sampe jadi semacam musim kayak gini? Gue punya alasan kenapa sampe gue sebut ini sebagai "musim." 

Sabtu, 09 Maret 2013

Peluang

Barusan gue liat berita disalah satu stasiun televisi swasta yang lagi ngebahas soal kantor polisi yang dibakar sama tentara. Ntah kenapa waktu ngeliat tuh brita gue pengen ketawa aja rasanya ada sesuatu yang menggelitik, gak tau apaan. Terlepas dari seberapa besarlah masalah tuh kedua instansi, yang jelas apa harus begini penyelesaian mereka? Masalah dimulai waktu salah satu anggota TNI ditembak sampai mati sama salah satu anggota Polisi dan pelakunya gak ketemu. Berasaskan solidaritas mereka rame-ramelah datang buat nyerang kantor polisi itu gue gak inget itu polsek, polres, apa poli klinik. Pertanyaannya sekarang adalah apa dengan mereka ngebakar tuh kantor temen mereka yang meninggal bisa idup lagi? Gue paham, gue ngerti soal solidaritas tapi kenapa sampe nyiptain segitu banyak  'peluang'. Peluang disini yang gue maksudin itu adalah soal peluang terjadinya tindak korupsi, kita semua tau kepolisian itu masuk dalam jajaran institusi terkorup yang ada di Indonesia nah kalo TNI ngebakar abis kantor mereka tentunya mereka dengan mudah bakal ngajuiin proposal untuk perbaikan dong ya nah kan nambah lagi tuh korupnya kalo udah ada kesempatan kayak gini. Yang tadinya kesempatannya cuma 3 dengan ada kasus kayak gini jadi naik 9. Stupid gak sih?!