Sabtu, 05 November 2011

Sebuah Persembahan Kecil Untuk Sahabat Saya

PEMAKSAAN!!
Itu yang sahabat saya lakukan, dia ingin kado ulang tahunnya tahun ini adalah sebuah cerpen singkat tentang romansa cintanya bersama sang kekasih (caelah, so sweet banget dah^^) well, saya buatin walau sedikit terlambat ngasinya akibat rutinitas yang sangat padat. Begitulah kalau menjadi maba, masih banyak hal-hala yang tidak penting untuk dilakukan dan pengadaptasian diri. Dari pada berpanjang-panjang lebar this is the short story from me for Dian Lupita Kusumawati yang baru aja nambahin umurnya yang ke -18 pada 31 Oktober yang lalu.. Happy Reading and Happy Birthday^^


Romansa Lilin Cinta

                   Cinta itu bisa datang kapan saja, di mana saja dan pada siapa saja. Begitulah yang aku ketahui, aku tidak pernah menyangka bahwa orang yang aku cintai saat ini adalah orang yang sudah sejak lama aku kenal, adalah orang yang tak pernah sekalipun terbesit dibenakku akan menjadi kekasihku, sama sekali tidak pernah.

*    *     *

                   Sebuah rutinitas dan frekuensi menjadi satu di antara sekian faktor yang menyababkan benih-benih cinta itu tumbuh di antara kami, aku dan dia. Sebelumnya aku tak pernah menduga bahwa ceritanya akan bergulir seperti ini namun dia adalah kebahagiaan yang tak bernilai untukku. Ada banyak hal yang kami lewati, ada begitu banyak cerita yang melatar belakangi dan ada sekian pertanyaan yang membayangi. Ini bukanlah kesempurnaan dalam sebuah hubungan, hanya saja setiap detik yang bergerak maju, setiap helai keraguan yang menguap, setiap deret perkelahian membuat rasa sayang ini masih berlanjut, masih hadir di antara hatiku dan kuharap hatinya serta masih membungkus manis kotak-kotak cinta yang kian terpatri semakin dalam ini.
                   Masa lalu di antara kami berdua membuatku terkadang meradang dengan segala logika dan keraguan, membuatku bertanya “benarkah”, “cintakah”, “tuluskah”, atau hanya sebuah fiksi yang terselip di antara fakta-fakta yang sengaja tak terungkap atau tak ingin diungkap karena sesuatu hal. Terlepas dari itu semua aku selalu meyakini ini adalah yang terbaik untukku dan aku sedang berusaha untuk menjalaninya walau tak dapat kupungkiri bayang-bayang seorang wanita lalu membuat hatiku terkadang dapat meluluh, bersalah dan semua hal yang dapat membuatku menjadi tidak dalam keadaan baik-baik saja.
                   Aku tak pernah menyalahkan siapa-siapa, akulah yang salah bila memang ada orang yang patut dipersalahkan namun sekali lagi cinta itu bisa datang dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja begitu juga atas diriku yang dihinggapi cinta dan belum mau pergi. Aku menyayanginya..

*    *     *

                   Sebuah meteor menghujam, hatiku kembali meradang karena ulahnya, bagaimana mungkin cinta yang dijunjung setinggi mungkin itu dapat menjadi seperti ini. Ini memang mungkin masalah yang tidak terlalu besar tapi untukku ini cukup besar setelah banyak hal yang melatar belakangi hubungan ini, hatiku ini mudah segali goyah akibat bayang-bayang yang selalu mengikuti, jadi tolong kuatkan hatiku, percayakan aku bahwa memang cinta itu ada pada dirimu.
                   Atmosfer, itulah satu-satunya benteng pertahanan yang menyelamatkanku dari kejatuhan meteor hingga serpihannya saja yang sampai di hatiku bila tidak mungkin sudah lama hatiku hancur bahkan sampai berkeping-keping. Serpihannya saja rasanya sudah begitu ngilu seperti ini entah bagaimana bila meteor itu yang jatuh, bukan kawah seperti di Arizona lagi mungkin, lebih parah. Kemudian aku ingin selalu membanggakannya namun sikapnya membuatku menutup diri, membuatku kembali bercermin dan bertanya hingga untuk kesekian kalinya dia membuatku meragu!
                   Hubungan ini seperti bumi, terjadi pasang surut akibat rotasi bumi pada porosnya, sama denganku. Hubungan ini terkadang seperti matahari yang panas dan menyala-nyala membakar hingga ke ubun-ubun, hubungan ini juga terkadang seperti ladang bunga lavender yang harumnya semerbak membuat kumbang tak kuasa menciumnya hingga membuat sarang dibalik tangkai-tangkai tinggi indah lavender. Aku ingin bersamanya, selalu ingin bersamanya namun kadang ada beberapa hal yang tak bisa dijelaskan begitu saja menguasai seluruh alam pikiran dan hatiku, membuatku ingin sesaat menjauh dari segala hal tentangnya kemudian cepat-cepat berlari dan masuk kedalam pelukannya hingga jangan sampai terlepas, Oh penguasa hatiku.
                   Delikan-delikan mata yang memandang kekonyolan hubungan ini berhasil kupatahkan setelah terlewati masa 7 bulan hubungan, bukankah itu menakjubkan? Untukku tepatnya, mungkin biasa saja untuknya karena dia terbiasa menjalani hubungan yang lama, ini bukan apa-apa baginya. Setidaknya walau hanya sepihak yang bangga tetap saja ini hebat, aku semakin mencoba untuk mempercayai akan keberadaan cinta dalam hatinya.
                   Suatu hari romansa-romansa cinta itu mengalun lembut membuatku lupa diri, membuatku terbaring tak berdaya di atas kelopak-kelopak mawar merah. Dia datang bagai lelaki terakhir di bumi ini dan aku segera menyambut tangannya cepat-cepat tanpa mau sedikitpun membuang waktu lalu kami menikmati detik-detik manis dalam pelukan romansa kelopak cinta mawar merah. Tak ada yang mampu membangunkan kami, bahkan blue bird sekalipun bila melihatnya akan membunuh dirinya karena kalah indah dengan kami berdua. Setelah berakhir aku baru menyadari ini adalah perangkap, perangkap setan-setan biadab yang membuat aku dan kekasihku terlena, perangkap-perangkap kebohongan namun yang memilukannya adalah ini terjadi berulang kali hingga menjadi sangat menggelikan hingga mawar itu tak semerah yang dulu, hingga wangi mawar itu tak sewangi saat pertama dulu. Aku ingin merubahnya, aku berpikir bagaimana caranya dan berusaha untuk menjalaninya kemudian berhasil. Ladang cinta kami kini berganti warna, membahagiakan!
                   Dihari yang lain aku datang kesebuah pernikahan duduk manis diantara pasangan yang sedang berbahagia hatinya di antara puluhan undangan saat itu, kekasihku berdiri terbungkuk mengabadikan satu persatu moment bahagia itu, tahukah kekasihku apa yang ada didalam pikiranku saat itu? Sebuah pernikahan indah dengan kesakralan abadi. Aku tak ingin seribu bunga berlampar di lantai-lantai sepnajang perjalanan kami menuju pelaminan, atau karpet merah panjang yang bersih, atau bahkan mungkin seribu tentara Indonesia membentuk sebuah barisan rapi kemudian membungkuk saat kami lewat, bukan itu. Tapi sebuah kesakralan yang tak dapat dibeli dan digantikan oleh apapun hingga cupid-cupidpun rela membuka lembaran kain satu-satunya yang menempel ditubuhnya hanya untuk menutup matanya. Sakral!
                   Hari yang terus berlalu, semuanya seperti gerak rotasi bumi yang mengakibatkan pasang surut air laut, cerita ini bergulir terus seperti itu membuat semua jiwa yang yang menikmatinya kadang merasa adil kadang merasa tidak adil tanpa tahu ke mana harus pergi untuk mencari keadilan. Aku berjalan pelan melewati jalan panjang sambil membawa sebuah lilin, angin kencang disekitarku terus meniup, berusaha memadamkan lilin satu-satunya yang ada di tanganku. Aku berusaha, berusaha kuat untuk menjaganya karena di ujung jalan itu kekasihku sedang menunggu.
                   Tuhanku, penguasa semua hati, pemilik seluruh kayanya sifat, dapatkah Kau biarkan aku menjaga cahaya lilin ini? Bisakah Kau izinkan aku terus berjalan di jalan ini tanpa harus membelok ke sisi manapun? Ku serahkan semua akhir cerita ini pada detikan jam yang terus berjalan tak kenal lelah, pada-Mu yang menggerakkan detik-detik waktu di antara perjalanan sunyi hingga ia bisa menjadi kado terindah tidak hanya untuk sat ini namun untuk tahun-tahun berikutnya, pada seluruh alam yang dapat mendoakan kami, dan pada semua hal yang akan membantuku untuk menahan terpaan angin-angin kencang itu..

*    *     *
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar