Itu yang sahabat saya lakukan, dia ingin kado ulang tahunnya tahun ini adalah sebuah cerpen singkat tentang romansa cintanya bersama sang kekasih (caelah, so sweet banget dah^^) well, saya buatin walau sedikit terlambat ngasinya akibat rutinitas yang sangat padat. Begitulah kalau menjadi maba, masih banyak hal-hala yang tidak penting untuk dilakukan dan pengadaptasian diri. Dari pada berpanjang-panjang lebar this is the short story from me for Dian Lupita Kusumawati yang baru aja nambahin umurnya yang ke -18 pada 31 Oktober yang lalu.. Happy Reading and Happy Birthday^^
Romansa Lilin Cinta
Cinta
itu bisa datang kapan saja, di mana saja dan pada siapa saja. Begitulah yang
aku ketahui, aku tidak pernah menyangka bahwa orang yang aku cintai saat ini
adalah orang yang sudah sejak lama aku kenal, adalah orang yang tak pernah
sekalipun terbesit dibenakku akan menjadi kekasihku, sama sekali tidak pernah.
* *
*
Sebuah
rutinitas dan frekuensi menjadi satu di antara sekian faktor yang menyababkan
benih-benih cinta itu tumbuh di antara kami, aku dan dia. Sebelumnya aku tak
pernah menduga bahwa ceritanya akan bergulir seperti ini namun dia adalah
kebahagiaan yang tak bernilai untukku. Ada banyak hal yang kami lewati, ada
begitu banyak cerita yang melatar belakangi dan ada sekian pertanyaan yang
membayangi. Ini bukanlah kesempurnaan dalam sebuah hubungan, hanya saja setiap
detik yang bergerak maju, setiap helai keraguan yang menguap, setiap deret
perkelahian membuat rasa sayang ini masih berlanjut, masih hadir di antara
hatiku dan kuharap hatinya serta masih membungkus manis kotak-kotak cinta yang
kian terpatri semakin dalam ini.
Masa
lalu di antara kami berdua membuatku terkadang meradang dengan segala logika
dan keraguan, membuatku bertanya “benarkah”, “cintakah”, “tuluskah”, atau hanya
sebuah fiksi yang terselip di antara fakta-fakta yang sengaja tak terungkap
atau tak ingin diungkap karena sesuatu hal. Terlepas dari itu semua aku selalu
meyakini ini adalah yang terbaik untukku dan aku sedang berusaha untuk
menjalaninya walau tak dapat kupungkiri bayang-bayang seorang wanita lalu
membuat hatiku terkadang dapat meluluh, bersalah dan semua hal yang dapat
membuatku menjadi tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Aku
tak pernah menyalahkan siapa-siapa, akulah yang salah bila memang ada orang
yang patut dipersalahkan namun sekali lagi cinta itu bisa datang dimana saja,
kapan saja dan pada siapa saja begitu juga atas diriku yang dihinggapi cinta
dan belum mau pergi. Aku menyayanginya..
* *
*
Sebuah
meteor menghujam, hatiku kembali meradang karena ulahnya, bagaimana mungkin
cinta yang dijunjung setinggi mungkin itu dapat menjadi seperti ini. Ini memang
mungkin masalah yang tidak terlalu besar tapi untukku ini cukup besar setelah
banyak hal yang melatar belakangi hubungan ini, hatiku ini mudah segali goyah
akibat bayang-bayang yang selalu mengikuti, jadi tolong kuatkan hatiku,
percayakan aku bahwa memang cinta itu ada pada dirimu.
Atmosfer,
itulah satu-satunya benteng pertahanan yang menyelamatkanku dari kejatuhan
meteor hingga serpihannya saja yang sampai di hatiku bila tidak mungkin sudah
lama hatiku hancur bahkan sampai berkeping-keping. Serpihannya saja rasanya
sudah begitu ngilu seperti ini entah bagaimana bila meteor itu yang jatuh,
bukan kawah seperti di Arizona lagi mungkin, lebih parah. Kemudian aku ingin
selalu membanggakannya namun sikapnya membuatku menutup diri, membuatku kembali
bercermin dan bertanya hingga untuk kesekian kalinya dia membuatku meragu!
Hubungan
ini seperti bumi, terjadi pasang surut akibat rotasi bumi pada porosnya, sama
denganku. Hubungan ini terkadang seperti matahari yang panas dan menyala-nyala
membakar hingga ke ubun-ubun, hubungan ini juga terkadang seperti ladang bunga
lavender yang harumnya semerbak membuat kumbang tak kuasa menciumnya hingga
membuat sarang dibalik tangkai-tangkai tinggi indah lavender. Aku ingin
bersamanya, selalu ingin bersamanya namun kadang ada beberapa hal yang tak bisa
dijelaskan begitu saja menguasai seluruh alam pikiran dan hatiku, membuatku
ingin sesaat menjauh dari segala hal tentangnya kemudian cepat-cepat berlari
dan masuk kedalam pelukannya hingga jangan sampai terlepas, Oh penguasa hatiku.
Delikan-delikan
mata yang memandang kekonyolan hubungan ini berhasil kupatahkan setelah
terlewati masa 7 bulan hubungan, bukankah itu menakjubkan? Untukku tepatnya,
mungkin biasa saja untuknya karena dia terbiasa menjalani hubungan yang lama,
ini bukan apa-apa baginya. Setidaknya walau hanya sepihak yang bangga tetap
saja ini hebat, aku semakin mencoba untuk mempercayai akan keberadaan cinta
dalam hatinya.
Suatu
hari romansa-romansa cinta itu mengalun lembut membuatku lupa diri, membuatku
terbaring tak berdaya di atas kelopak-kelopak mawar merah. Dia datang bagai
lelaki terakhir di bumi ini dan aku segera menyambut tangannya cepat-cepat
tanpa mau sedikitpun membuang waktu lalu kami menikmati detik-detik manis dalam
pelukan romansa kelopak cinta mawar merah. Tak ada yang mampu membangunkan
kami, bahkan blue bird sekalipun bila melihatnya akan membunuh dirinya karena
kalah indah dengan kami berdua. Setelah berakhir aku baru menyadari ini adalah
perangkap, perangkap setan-setan biadab yang membuat aku dan kekasihku terlena,
perangkap-perangkap kebohongan namun yang memilukannya adalah ini terjadi
berulang kali hingga menjadi sangat menggelikan hingga mawar itu tak semerah yang
dulu, hingga wangi mawar itu tak sewangi saat pertama dulu. Aku ingin
merubahnya, aku berpikir bagaimana caranya dan berusaha untuk menjalaninya
kemudian berhasil. Ladang cinta kami kini berganti warna, membahagiakan!
Dihari
yang lain aku datang kesebuah pernikahan duduk manis diantara pasangan yang
sedang berbahagia hatinya di antara puluhan undangan saat itu, kekasihku
berdiri terbungkuk mengabadikan satu persatu moment bahagia itu, tahukah
kekasihku apa yang ada didalam pikiranku saat itu? Sebuah pernikahan indah
dengan kesakralan abadi. Aku tak ingin seribu bunga berlampar di lantai-lantai
sepnajang perjalanan kami menuju pelaminan, atau karpet merah panjang yang
bersih, atau bahkan mungkin seribu tentara Indonesia membentuk sebuah barisan
rapi kemudian membungkuk saat kami lewat, bukan itu. Tapi sebuah kesakralan
yang tak dapat dibeli dan digantikan oleh apapun hingga cupid-cupidpun rela
membuka lembaran kain satu-satunya yang menempel ditubuhnya hanya untuk menutup
matanya. Sakral!
Hari
yang terus berlalu, semuanya seperti gerak rotasi bumi yang mengakibatkan
pasang surut air laut, cerita ini bergulir terus seperti itu membuat semua jiwa
yang yang menikmatinya kadang merasa adil kadang merasa tidak adil tanpa tahu
ke mana harus pergi untuk mencari keadilan. Aku berjalan pelan melewati jalan
panjang sambil membawa sebuah lilin, angin kencang disekitarku terus meniup,
berusaha memadamkan lilin satu-satunya yang ada di tanganku. Aku berusaha,
berusaha kuat untuk menjaganya karena di ujung jalan itu kekasihku sedang
menunggu.
Tuhanku,
penguasa semua hati, pemilik seluruh kayanya sifat, dapatkah Kau biarkan aku
menjaga cahaya lilin ini? Bisakah Kau izinkan aku terus berjalan di jalan ini
tanpa harus membelok ke sisi manapun? Ku serahkan semua akhir cerita ini pada
detikan jam yang terus berjalan tak kenal lelah, pada-Mu yang menggerakkan
detik-detik waktu di antara perjalanan sunyi hingga ia bisa menjadi kado
terindah tidak hanya untuk sat ini namun untuk tahun-tahun berikutnya, pada
seluruh alam yang dapat mendoakan kami, dan pada semua hal yang akan membantuku
untuk menahan terpaan angin-angin kencang itu..
* *
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar